RINDU
RINDU
Seandainya... dia tahu bahawa aku merinduinya malam ini. Aku terduduk termenung menghadap jendela, memandang ke luar, bintang-bintang berkelipan, sinaran bulan yang terang... membuat aku tersenyum, wajahnya muncul di minda ku. Angin malam sepoi-sepoi menyapa tubuhku, apa agaknya khabar dia di sana? kata hati kecil ku. Apakah dia... merindui ku seperti mana aku merinduinya sekarang? Apakah dia... juga duduk di tepi jendela menikmati suasana malam seperti ku? Apakah dia... apakah dia juga berdoa kepada Tuhan seperti mana aku berdoa kepada Tuhan untuk menjaga selalu keselamatannya?
Ataukah... dia sudah tertidur lena dibuai mimpi indah? Ataukah... orang yang dia rindu bukanlah aku? Ataukah...dia sedang berbual dengan orang yang dia cintai di tepi jendela sambil menikmati indahnya hari malam ini? Ataukah... dia mendoakan orang yang dia sayang kepada Tuhan agar menjaga keselamatan cinta hatinya itu?
Mengapa aku orang yang selalu merinduinya setiap kali malam tiba? Mengapa aku...orang yang selalu menanti kehadirannya untuk menemani ku menikmati keindahan malam? Mengapa aku...orang yang selalu berdoa akan keselamatannya? Mengapa... mengapa dan mengapa... aku masih berharap bahawa dia akan menjadi milikku? Sedangkan kenyataan jelas menyatakan bahawa... dia bukanlah untukku...
Aku merinduinya. Dan aku tak mampu untuk menghentikan rindu ini padanya. Aku sangat-sangat dan sangat merinduinya.
Senyumnya...
Suaranya...
Marahnya...
Tawanya..
dan...
aku rindu semua tentang dia...
sungguh aku rindu dia...
bidadari yang bukan tercipta untukku...
😊
- DJ, CEO of Sadness 😁

Comments
Post a Comment